Senin, 12 Januari 2015

Tugas Akhir EKONOMI KOPERASI

Peluang Koperasi dalam Menghadapi Ekonomi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Tahun 2015:

1.       Globalisasi ekonomi teutama implementasi MEA dapat menciptakan peluang pasar bagi produK UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas menengah ASEAN berjumlah 24% pada 2010 akan meningkat menjadi 65% pada 2030 (menurut ADB).
2.       Potensi pengembangan industri nasional dan mendorong Indonesia sebagai production base di kawasan dengan ditopang pasar domestik yang besar, penduduk usia muda atau produktif, investasi yang meningkat dan sumber daya alam yang besar.
3.       Perdagangan intra-ASEAN cenderung meningkat, tetapi porsinya masih relatif kecil (25%).
4.       Keunggulan produk UKM (memiliki keunikan atau nilai seni tinggi berbasis kebudayaan lokal, handmade) dan telah memenuhi standar kualitas (Eropa Timur, UEA, & China peluang pasar untuk produk kerajinan).
5.       Dukungan kebijakan pemerintah/lintas terkait (Hulu: Peningkatan daya saing produk yakni diklat, sertifikat produk, penguatan branding, dll. Dan Hilir: Promosi dan pemasaran melalui fasilitas pameran, temu bisnis, konsolidasi kargo).
6.       Semakin terbukanya peluang pasar internasional dan kerjasama ekonomi baik secara bilateral, kawasan, maupun regional.


Tantangan Koperasi dalam Menghadapi Ekonomi MEA (Mayarakat Ekonomi ASEAN) Tahun 2015:
1.       Produk
Standar produk yang sesuai dengan ketentuan ASEAN atau internasional, desain & kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar, serta kesinambungan kegiatan produksi.
2.       Pelaku/UKM
Belum semua UKM melihat MEA 2015 sebagai peluang, kurang memahami fasilitas perdagangan dan prosedur kepabeanan, fasilitas pembiayaan yang belum dimanfaatkan, kreatifitas dan inovasi guna meningkatkan daya saing, dan sebagai UKM masih bergantung pada lembaga keuangan informal.
3.       Infrastruktur/Sarana Prasarana
Penggunaan e-channel dan e-commerce yang belum maksimal, informasi yang belum terpusat, dan aktivitas promosi ekspor terbatas.
4.       Kebijakan/Regulasi

Keraguan Bank untuk meminjamkan dana kepada UKM, market intelligence mengenai ASEAN belum optimal, mahalnya biaya penyesuaian standar dan sertifkasi internasional, mahalnya biaya pembuatan sistem iformasi virtual yang komperhensif dan terpadu, perlu perencanaan bisnis dan pemasaran bagi UKM, serta adanya hambatan non-tariff,